Pengalaman Berobat Mata di Cicendo #1


Assalamualaikum, hai semua,... mau sharing tentang pengalaman tahun 2016 lalu, waktu saya berobat jalan, sampai akhirnya operasi mata di Rumah Sakit Cicendo, Bandung. Semoga bermanfaat ya, untuk yang akan berobat kesana. Karna saya ngerasain minim info untuk berobat seputar Mata. Disclaimer, some of the doctors’ name and hospitals are not mentioned to avoid unwanted things. Mohon maaf juga karna postingannya akan panjang sekali. Jadi, akan saya bagi beberapa tahap ya... Here we go,...


Februari, 2016

[Suka bingung mulai darimana] Sekitar tahun 1997 mata saya sudah minus. Terutama mata kanan punya minus yang lebih besar dibanding mata kiri. Sejak saat itu, setiap tahun saya suka cek mata ke dokter S di Cihapit. Namun sejak saya pindah ke luar kota, wes blas saya gak pernah cek mata lagi... Terakhir ke Cihapit sekitar tahun 2005. Long story short, sampai akhirnya saya punya anak ke -2 tahun 2016.
Nah, setelah melahirkan anak yang ke-2 (Januari 2016) penglihatan mata kanan saya semakin menurun. Menjadi 1 Dimensi. Tidak ada Fokus. Abu-abu semua. Burem sebagian, lalu burem semua, sampai gak bisa liat apapun. Bisa dibilang "buta sebelah". Satu sisi,  Alhamdulillah, penglihatan mata kiri saya normal. Jadi, saya masih bisa lihat walo tanpa kacamata. Jomplang banget pokonya.


Rumah Sakit Cicendo 

Berbekal keluhan diatas, yang semakin lama semakin mengganggu aktifitas, akhirnya kita (saya dan suami juga Hanz bayi merah 1 bulan yang anteng digendongan) pergi ke RS Cicendo untuk cek mata kanan saya. Kenapa ke Cicendo ? Karna saya gak nemu rumahnya (tempat praktek) dokter S lagi di Cihapit, udah jadi rumah makan apalah itu.. saya googling gak berhasil juga ketemu dimana lagi prakteknya. Seinget saya beliau dulu pernah bilang praktek di RS Borromeus, tapi saya gak follow up lagi. Jadilah kita mutusin langsung ke Cicendo aja.

Sebagai tambahan informasi, RS Mata Cicendo ini terdiri dari 2 Poliklinik, yaitu :
1. Poliklinik Reguler
2. Poliklinik Paviliun

Bedanya apa ?  kalau Poliklinik Reguler, awalnya ditangani oleh dokter-dokter residen, sedangkan kalau Poliklinik Paviliun ditangani langsung oleh dokter spesialis.
Untuk PoliReguler, kenapa saya bilang awalnya ditangani oleh dokter residen, karena di akhir pemeriksaaan, keputusan kondisi mata & obat apa saja yang akan diberikan seringnya oleh dokter spesialis (yang biasanya dateng ke PoliReguler diatas jam 11). Detailnya ada di postingan selanjutnya ya...

Kalau informasi pasien lengkapnya ada di web : cicendoeyehospital.org dari mulai Call center, SMS antrian, jadwal pelayanan poliklinik sampai jadwal praktek dokter.

Balik ke cerita saya ya, waktu itu saya dan suami dateng sekitar jam 10, kita langsung ke bagian Poliklinik Paviliun [Pintu Depannya persis ditengah Gedung].

Pintu Masuk Paviliun yang ditengah gedung itu ya..

Kita akan disambut petugas yang biasanya perempuan berjilbab, dia akan membantu kita dengan memijit tombol layar sentuh sampai keluar kertas nomor antrian. Karena ini pertama kali berobat, saya diberikan lembaran kertas yang harus diisi. Begitu dapet nomor antrian, kita antri di depan Pendaftaran, gak jauh dari pintu masuk tadi, kita tinggal maju lewatin minimarket gitu, lalu belok kanan.


Pintu Masuk Paviliun

Ini minimarketnya, kita lewatin ini kalo mo ke Pendaftaran Paviliun

Sudut nyaman ngadep taman

Ini dia Loket Pendaftaran Paviliun, sebelah kirinya taman.

Syarat pendaftaran untuk pasien baru, kita hanya menyerahkan :
1. Fotocopy KTP
2. Bayar Rp 155.000 (sekitaran segitu, pastinya lupa).

Selesai Input data oleh bagian pendaftaran, kita dikasih Kartu Berobat, warna Hijau, seperti photo dibawah.


Sekitar 20 menit kemudian, saya dipanggil suster untuk Pemeriksaan Awal :
1. Tekanan Darah,
2, Berat badan,
3. Tinggi badan,
4. Test mata di alat pengukuran yang entah apa namanya
5. Test Visualisasi (membaca huruf & angka), kita masuk ke ruang Refraksi (ruangannya gelap gitu)
6. Test Tekanan bola mata.
Semuanya dicek di ruangan yang sama. Jadi, kita gak perlu kemana-mana lagi.


Di ruangan ini kita jalanin pemeriksaan awal

Ruangan sebelah kanan biasanya gelap, ini motonya jam 6.30 pagi hihihi.. lagi beberes keknyah

Setelah diperiksa, kita nunggu dipanggil dokter. Karna saya pasien baru, saya gak tau dokter mana yang compatible untuk kasus saya, jadi saya gak bisa milih dokter ketika ditanya suster. Akhirnya nama saya dipanggil sekitar jam 2 an (Kalo diliat-liat, saya adalah pasien terakhir hari itu, karna ruangan Paviliun sudah kosong mlompong. Yang sliweran cuman suster-suster dan beberapa dokter, yang belakangan akhirnya saya tau kalau ternyata Paviliun memang tutupnya jam 2). Oya, di Paviliun ini ada semacam rak buku mini gitu, isinya ada novel, buku motivasi, sampai ensiklopedia untuk dewasa. Lumayan kan daripada cengo pas antri nunggu dipanggil dokter.



Antara rak buku sama rak sepatu beda tipis yak ^^

Biasanya bukunya banyak deh...

Salah satu tempat favorit. Ngadep taman, sambil baca buku.
wes kosyooong...


Saya di periksa dr SH di ruang 2

Any body thereeeee.......

Sepi benerrrr....

Bertemulah untuk pertama kalinya saya dengan dokter SH. Yang belakangan saya tau, beliau adalah kepala dokter bagian Infeksi. Begitu duduk dan mata saya diperiksa bentar, beliau langsung bilang spontan setengah kaget "Wah ! ini katarak nih" Jujur saya kaget dan speechless. Whaaaaaaaat ? Katarak ? Jauh bener dari dugaan saya sebelumnya... kaki saya langsung lemes. Hanz untung anteng tidur digendongan saya kenyang ngAsi.
Setelah diobservasi ternyata katarak saya sudah tebal jadi harus segera di operasi. Karena Jam Praktek di Paviliun sudah tutup, maka kita diajak dokter SH untuk konsultasi dengan beliau di ruangan Lasik, bagian depan RS Cicendo. Disana kita dijelaskan faktor penyebab katarak yang saya alami, intinya silent killer dan dari berbagai macam faktor, ya bakteri, ya virus yang belum tuntas di masa kecil saya, dari mulai bronchitis, sering nyeri sendi, trauma mata (ketonjok ato kebentur benda keras) sampai gigi keropos. Itu ngaruh banget ternyata ke Mata kita lho... Makannya beliau tanya, sebelum kesini pernah berobat ke Dokter mana, karena riwayat rekam medis saya punya pengaruh besar dan beliau perlu tau. Sampai akhirnya beliau minta saya untuk USG Mata saat itu juga. Lalu beliau memanggil dokter A untuk USG Mata saya, karena Poliklinik Paviliun sudah "tutup" sepi dan sunyi senyap, akhirnya saya dibawa suster cowo (apa sih namanya?) ke ruangan USG Mata. Hanz diserahkan ke abinya, lalu saya nunggu dokter A yang katanya lagi otw ke Paviliun, beberapa menit kemudian dokter A datang (sambil ngos-ngosan) dan memperkenalkan diri dengan cepat (dan rusuh) lalu nyuruh saya untuk tiduran dan memejamkan mata kanan. Beberapa kali periksa dengan alat USG yang dingin itu syaraf retina saya gak keliatan katanya, dan akhirnya beliau menyudahi dengan hasil USG yang bisa kita dapet menit itu juga. Setelah USG saya balik lagi ngadep dokter SH... Lalu, solusinya beliau menyarankan untuk operasi melalui BPJS karena teknik, obat, dan alat yang digunakan sama dengan non BPJS. Kalau kita gak pake BPJS kurang lebih semuanya 15 juta. Sejak itulah kita manfaatin program BPJS.



Ruang Lasik

Ruang Diagnostik ini tempat saya di USG Mata, sebelahan sama Toilet


Ini dia Toiletnya.


FYI

FYI

IGD nya persis depan pintu masuk RS Cicendo

Kalo masih siang enak banget nongkrong disini... semilir angin bikin ngantuk 

Optik Paviliun ini kecemetenya kebanyakan buat anak kecil

Udah paling bener ngadem dimari

Ini "Apotek"nya Paviliun

(Mungkin) saking banyaknya Lukisan, sampe dibikin ginian segala ...



Berobat Mata dengan BPJS

Sebenernya, pertengah bulan Januari, suami udah daftar online untuk BPJS kesehatan. Jadi ketika sepulang dari Cicendo, kita lengkapi semua data dan bayar premi per 3 bulannya. Begitu selesai input data dan beres bikin keanggotaannya,  Kartu BPJS kita print out di rumah. Mulailah kenalan dengan prosedur BPJS... dari mulai menelusuri Puskesmas, RS Pindad, dan akhirnya ke RS Cicendo.
[Udah bosen bacanya belom ?]


Puskesmas

Di Puskesmas antapani (kita kebagian yang di jalan Majalaya 2), kita diminta foto copy Kartu BPJS, Kartu Keluarga, dan KTP. Biar aman + hemat waktu, dokumen Asli dan fotocopynya dibawa ya.. Gak pake lama, kita lalu dikasih Kartu Berobat Pasien BPJS, warna kuning, seperti photo dibawah ini :


Kartu ini tiap berobat harus dibawa yah... Dan 1 Kartu ini berlaku untuk seluruh anggota keluarga. Jadi 1 Kartu ini untuk 1 Keluarga.

Balik lagi ke cerita awal, waktu itu kita lumayan lama antri dipanggil dokternya, sekitar 30 menitan. Saya gak diperiksa apapun, begitu duduk dokternya langsung tanya sakit apa, saya jelasin seperti diatas tadi dan kita langsung minta surat rujukan untuk dioperasi di RS Cicendo, hehe.. (iya emang saya pengennya cepetan aja gitu, males birokrasinyah heuheu) tapi ternyata gak bisa langsung (ke RS Cicendo), harus melalui RS terdekat dulu.
Pilihan untuk kita waktu itu ; RS Santo Yusuf, RS Ujung Berung, dan RS Pindad.
Oya, kalo mo ke Puskesmas datengnya mending dibawah jam 10 ya, karna pendaftaran di beberapa Puskesmas tutupnya jam 10. Balik ke pilihan RS ya,.. waktu itu karna kita fokusnya pingin segera operasi mata aja gitu di Cicendo, jadi asli gak kebayang sama RS RS an (heuheu..) akhirnya kita diskusi sama kakak ipar yang dokter, dan setelah mempertimbangkan berbagai hal,  pilihan kita jatuh ke RS Pindad. Dengan membawa bekal Surat Rujukan dari Puskesmas, kita langsung meluncur ke RS Pindad di hari yang sama.


Rumah Sakit Pindad

Waktu itu sekitar jam 2 sore kita sampai RS Pindad. Di RS Pindad inilah awal mulanya uji kesabaran kita dimulai, heuheu... buat yang udah paham prosedur BPJS mah pasti udah gak aneh ya... Setiba disana, ngeliat penuh sama orang-orang yang antri dll, kita milih membelah diri. Suami pulang jaga bayi, saya sendiri di RS Pindad. Karna udah pasti pilamaeun dan kesian bayi kalo ditinggal lama-lama. Saya langsung ke loket informasi, nanya tempat pendaftaran untuk pasien baru dimana, karna penuh banyak orang, saya gak bisa lihat dengan jelas plang-plang penunjuk arah. Gak perlu lama, mbak informasinya bilang "maaf bu, bagian pendaftaran sudah tutup. Bukanya dari jam 8 sampai jam 12"...  untungnya suami masih di parkiran jadi bisa pulang bareng lagi.

Hari berikutnya saya ke RS Pindad pagi-pagi sendirian. Karna suami jaga anak-anak kami dirumah. Pendaftaran lancar. Karna persyaratan dokumen yang saya bawa lengkap. Lalu kita dikasih Kartu Berobat RSU Pindad (Rumah Sakit Umum Pindad), warna Hijau, kyk photo dibawah ini :


Dari situ, saya ke bagian Poliklinik Mata, lalu... antri dong pastinya (heuheu). Di poli mata saya antri sekitar 1 jam. Sampai akhirnya diperiksa dan berdiskusi langsung dengan dokter mata yang sepakat mata saya katarak dan harus segera dioperasi. Namanya lupa euy, yang pasti kooperatif banget sampai bikin surat rujukan ke RS Cicendo pun sebelum saya minta. Alhamdulillah.... Keluar dari ruangan Poli, lanjut urus BPJSnya guna nebus surat rujukan. Antri lagi. Begitu dapet semacam surat bukti bayar BPJS kita ke bagian Admin gitu, nyerahin surat tersebut sambil nunggu Surat Rujukannya keluar. Kurang lebih nunggu 30 menitan. Begitu semua Surat Rujukan sudah ditangan, saya langsung pulang !
oya, sebagai tambahan informasi, Surat Rujukan ini berlakunya 1 bulan. Jadi usahakan sebelum 1 bulan kita sudah ke RS yang dituju ya !


Tips dari saya sebagai orang awam yang baru pakai BPJS ;
1. Siapin bacaan menarik,
2. Bawa cemilan & air minum sendiri dari rumah.
3. Siapin mental karena pilamaeun + kudu ekstra sabar.


Ok, pengalaman berikutnya ntar lagi yaa...


[All photos taken by me]


Comments

  1. Mau tanya,, kalo daftar nya ke paviliun sampai di peeiksa berapa lama ya? Kalo yg reguler usah peenah tapi ngantri banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo mbak/mas, maaf baru reply skrg... biasanya lebih cepet paviliun. Kira2 bisa sejaman, molor 2jaman kayaknya. Semoga skrg udah sehat lagi ya...

      Delete

Post a Comment