cerita mertua

Perkenalan saya dengan mertua bisa dibilang sebentar, tak jauh dari pernikahan kami. kira-kira sekitar bulan Juli lalu bulan September 2011 saya dan anak bungsu mereka, menikah.

Karena suami saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, jadi mertua saya sudah punya banyak cucu. Dan mereka memanggilnya "Kakek" dan "Nonon". Pun demikian dengan saya.

Sosok mereka sampai saat ini sangat luar biasa buat saya. Mereka suka sekali bercanda, kadang romantis juga lho...hihihi... melihat mereka mengingatkan saya pada "langgeng-sampai-kakek-nenek" atau "hanya-maut-yang-dapat-memisahkan"... ya, begitulah kenyataannya, mereka sering tertawa  bersama, tersenyum penuh makna bila salah satunya menceritakan masa lalu, yang sering tertangkap oleh mata saya adalah ketika kakek sedang mengusap lembut punggung nonon, atau nonon yang mendekap telapak tangan kakek... (aahhhh bikin ngiri deh pokoknya...hahaha !)

Kakek. 
Sudah serasa seperti Bapak kandung sendiri. Sosoknya lembut, santun, dan ramah.
Beliau tidak banyak bicara. Tapi diamnya adalah "kata-kata"nya.
Jujur saya pribadi kalau berhadapan dengan kakek ada rasa sungkan dan malu untuk sekedar mengajak ngobrol.
Tatapan matanya kyk XRay,.. heheh.. seolah-olah beliau sudah tau apa yang saya pikirkan. (hahaha !!! Menantu banyak dosa kyk gini deh.)
Banyak sikapnya yang menjadi teladan buat saya.
Terutama sikap menghargai dan 'diam'nya.


Nonon.
Ibunda yang selalu antusias kalau kami datang berkunjung.
Suaranya gak akan pernah bisa dilupain deh... pelan tapi empuk.
Sikap penyayang dan sabarnya juara.  Salut kepada beliau bisa membagi waktu dan kasih sayang pada cucu-cucu dengan bermacam-macam karakter.
Dan ternyata banyak juga kesukaan saya dan beliau yang sama.
Bentuk kasih sayangnya akan menjadi 'warna' buat bekal saya kelak yang insyaAllah akan menjadi seperti beliau, yaitu sebagai seorang Ibu sekaligus sebagai seorang Nenek.


Bagi saya, mereka melengkapi hidup saya. Banyak pelajaran positif dari sikap dan tutur kata untuk kehidupan kami kelak.

Alhamdulillah saya diberikan mertua yang baik, mereka tak lelah mengajarkan dengan tulus dan sabar dalam sikap mereka, yang insyaAllah membawa kami kepada kebahagiaan yang hakiki.
Alhamdulillah ya ALLAH...

Rasanya berucap 'Terima Kasih' masih tidak cukup, tidak akan pernah cukup atas kasih sayang yang sudah mereka berikan untuk saya pribadi. Pun begitu kepada Allah SWT. 

Just feel blessed and loved.

Alhamdulillah,


Comments