DHT


Pertama kali bertemu dengan beliau adalah ketika saya interview di perusahaan tempat dimana saya bekerja sekarang, September 2010. Dia mewawancarai saya dari segi teknis, karena saya melamar sebagai mechanical engineer untuk perusahaan tersebut.
Kesan pertama : bapak muda yang open-minded, cerdas, tegas. Pertanyaan yang diajukan pun tidak seperti biasanya, dia banyak mengemukakan kasus, dan solusi apa yang dapat saya ambil dari kasus tersebut. Sebulan kemudian, Alhamdulillah saya bekerja sama dengan beliau.

Pertengah Oktober 2010 menjadi awal baru dalam perkembangan sejarah pekerjaan saya. Karena, sejak tahun 2005 saya banyak bekerja dilapangan. Nah, kali ini saya banyak bekerja dibalik meja. Walau judulnya sama-sama kuli, tapi packagingnya beda banget (menurut saya lho..). Karena apa, karena urusannya beda (banget!).

Kembali ke Oktober 2010, dimana saya dicemplungin ke arah management project. Oleh siapa ? oleh beliau langsung. Yang bisa saya nilai 75 % administratif, dan 25 % teknis. Kawan, jangan pernah menyepelekan bidang Administratif. Menurut saya itu ngjelimet, + kompleks + tidak terikat waktu (gak ada abisnya bok) + detail.

Jujur aja, saya sempet shock. Karena bener-bener belum pernah 'megang' management. Lha wong bisanya cuman ngukur, ngitung, buat laporan, sampe presentasi tok. Banyak orang yang mendukung saya disini, beberapa dari teman kantor (yang baru kenal) juga dari keluarga, terutama Ibu saya. Jadi, walau dengan terkaget-kaget (dan sering menggerutu) tapi saya mau belajar sedikit-sedikit dari nol tentang managemnt project ini. Karena apa ? karena saya merasa tertantang sama dunia baru ini, penasaran gitu deh..
Tentu sudah pada paham dengan quote : Guru paling tokcer itu adalah pengalaman (quote ? whateva..).
Dan karena saya belum pernah punya pengalaman tersebut, mulailah saya banyak belajar dari beliau, buku management (yang saya curi-curi baca di Gramed*a), cerita teman-teman yang sudah pada ahli, dan digital book (baca: internet). Dari mulai atur jadwal beliau, bikin undangan lah, minta ruangan meeting lah, atur konsumsilah, cek projectorlah, bla bla yada yada... daaaan yang tersulit adalah How to writing MoM ! terutama adegan bikin summarynya yang harus langsung dibacain sehabis meeting kepada sejagat alam. Hadeuh,.. energi rasanya langsung tiarap. kalo boleh menjerit, beneran mending jadi engineer ajah. Ngitung, nggambar, presentasiin hasil design yang kita buat, beres deh. Oh ya, satu hal lagi yang bikin kepala jadi kaki, kaki jadi kepala (lebay) adalah menceritakan kepada beliau (sebelum meeting) tentang materi presentasi dari Mechanical Department, Electrical Department, sampaiiiiii Civil Department aje dong... HUHHHAHHH!!!  diawali dengan gagap, mendadak lidah saya kelu saking banyaknya materi dunia persilatan, sampe saya hanya bisa natap mata beliau dengan separuh nyawa. Bhahahahahahha !!! kalo kondisi saya seperti yang terakhir, biasanya beliau hanya tersenyum, then said  "Let's Go Tessi !"

Selama saya belajar dunia persilatan (elektrikal+sipil+management, yang mana sama sekali belum pernah saya tau) beliau selalu support. Bentuk supportnya dan cara dia mentreatment saya sering saya sebut dengan "kerja rodi". Oh ya, karena ritmenya cepat, dinamis, dan no time for kutekin kuku, or or or ngobrol-ngobrol cantik. Beruntung juga sebelum bekerja dengan beliau, saya pernah bekerja dengan konsultan jerman, yang ritmenya cepat(banget), dan  terbuka. Budaya kerja orang bule dengan pribumi terasa banget bedanya. Jadi gak begitu kaget untuk ritmenya. Yang bikin galau dan waktu sehari saya harus 30 jam itu adalah dunia elektrikal+sipil+management.

Seiring berjalannya waktu, bekerja dengan beliau, banyak manfaatnya dibanding ruginya. Terutama ilmu dan networking. Ya, saya tidak harus ambil kuliah elektro atau sipil lagi, dan saya sering dikenalkan + dipertemukan dengan banyak orang yang berpengaruh di dunia palm oil. Tentu, gak semua orang bisa dapetin pengalaman tersebut. Sampai akhirnya saya merasa beruntung bisa bekerja sama dengan beliau. Terlebih lagi karena banyak kalangan yang angkat-topi kepada beliau. Terselip rasa bangga, karena saya memiliki leader (bukan bos) seperti beliau. Dan merasa beruntung bisa menjadi satu-satunya staff beliau, yang beliau pilih sendiri. Alhamdulillah.

Kerjasama itu harus berakhir pada Juni 2012. Namun, kita masih sering bertemu dan sharing tentang apapun.

Kemudian, pada Oktober 2012 beliau tidak memegang Engineering Division lagi. Namun karena masih 1 lantai, jadi masih bisa tuker pikiran dan ngobrol-ngobrol cantik dengan beliau (hehe). Ketika kita sharing dengan orang yang positif, inspirator, dan bersemangat, apa yang kita dapatkan ? Energi yang positif juga bukan ? banyak inspirasi ketika berbicara dengan beliau, sering kali mendapat ilmu gratis, nasehat yang tulus, sampai memancing ide positif dan semangat baru buat saya pribadi.

Dan, akhir Desember 2012, saya dengar beliau dan staffnya harus pindah pertengahan Januari 2013. Artinya : perpisahan. Yeah, i hate this part. Yang mana akan jarang bertemu, apalagi untuk sharing. Sungguh kerjasama, tuker cerita, ide, (dst) dengannya, beneran ngaruh banyak (banget) buat saya. (hiks)

Sampai hari Rabu kemarin saya dipanggil ke ruangan beliau. Dia memberikan saya buku kecil tentang self improvement. Terharu & gak berhenti bilang terima kasih, yang menurut saya gakan ada kata cukup untuk balas budi baiknya pada saya selama ini.



Apalagi sejak saya bekerja sebagai kuli dari tahun 2005 sampai saat ini, menurut saya beliau adalah leader terbaik saya. (hiks)

Beliau, sosok pemimpin yang baik, cerdas, ahli strategi, humble, sekaligus punya "positive power" buat seluruh staffnya. Tentu tidak ada yang sempurna. Hanya saja, bagi saya... beliau adalah sosok pemimpin ideal.


Comments