Tafsir Ayat Kursi - Ibnu Katsir

Bismillahirrohmanirrohim,


ۚ اللّٰـهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ
ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
 ۗ لَّهُۥ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ
ۚ مَن ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۦ
ۖ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
 ۚ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ
  ۖ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ
وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ  وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, 
Laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. 
Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli, 
Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih, 
Ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum,
Wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’, 
Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo, 
Walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa, wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.


Alloh, tidak ada Ilah(yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);
Tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Alloh tanpa izin-Nya.
Alloh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, 
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh,melainkan apa yang dikehendaki-Nya. 
Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.


Ayat Kursi diatas terdapat di dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 255.


Terdapat beberapa hadist yang menyebutkan bahwa ayat tersebut adalah ayat yang paling utama, dan sangat agung di dalam kitab Alloh (al-Qur'an) ;


1. Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ubay bin Ka'ab,

bahwa Nabi saw pernah bertanya kepadanya :"Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Alloh?", "Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui," sahut 'Ubay bin Ka'ab. Maka Nabi saw mengulang-ulang pertanyaan tersebut, dan kemudian 'Ubay bin Ka'ab menjawab :"Ayat Kursi". Lalu beliau mengatakan : "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat Kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Alloh) di sisi tiang 'Arsy".


2. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah,

"Aku pernah mendatangi Rosululloh saw, ketika itu beliau sedang di masjid, lalu aku duduk maka beliau bertanya : 'Hai Abu Dzarr, apakah engkau sudah shalat?', 'Belum',jawab Abu Dzarr. 'Berdiri dan kerjakanlah shalat,' perintah Rosululloh. 

Kemudian, lanjut Abu Dzarr, aku bangun dan mengerjakan shalat, setelah itu aku duduk lagi, kemudian beliau bertanya: 'Hai Abu Dzarr, berlindunglah kepada Alloh dari kejahatan syaitan yang berwujud manusia dan jin.' 

Lalu kutanyakan: 'Ya Rosululloh saw, apakah ada syaitan yang berwujud manusia?', 'Ya', jawab beliau. 

Lalu kutanya lagi: 'Ya Rosululloh, apakah shalat itu?' Beliau bersabda: 'Shalat adalah kebaikan yang ditetapkan. Barang siapa menghendaki boleh mengerjakan sedikit dan barang siapa menghendaki boleh mengerjakan banyak.' 

Lebih lanjut kutanyakan, 'Kemudian, apakah puasa?', Beliau menjawab: 'Suatu kewajiban yang pahalanya mencukupi dan di sisi Alloh terdapat tambahan (pahala).'

Kutanyakan lagi: 'Lalu apa yang dimaksud dengan sedekah itu?' Beliau menjawab: 'Ibadah yang dilipatgandakan(pahalanya).'

Selanjutnya kutanyakan: 'Lalu mana di antara sedekah itu yang lebih baik?' Beliau menjawab: 'Yaitu sedekah yang diberikan oleh orang yang sedikit hartanya atau sedekah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi kepada orang miskin.'

Kutanyakan lagi: 'Siapakah Nabi yang paling pertama?' Beliau menjawab: 'Adam.'

Kutanyakan lagi: 'Nabi yang bagaimana ia itu?' Beliau menjawab: 'Ia adalah Nabi yang diajak bicara (oleh Alloh secara langsung).'

'Ya Rosululloh, berapakah Rosul yang diutus?' tanyaku. Beliau menjawab: 'Secara keseluruhan mereka berjumlah tiga ratus tiga belas lebih suatu jumlah yang banyak.'

Di lain kesempatan Nabi saw mengatakan:'Mereka berjumlah tuga ratus lima belas orang.'

Kutanyalan lagi: 'Ya Rosululloh, ayat apa yang paling agung, yang telah diturunkan kepadamu?' Beliau menjawab: 'Ayat Kursi; Tiada ilah melainkan hanya Dia yang Maha hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.'" [Hadist Riwayat. An-Nasa-i]79

79 Dha'if:Disebutkan oleh al-Haitsami dalam kitab al-Majma'(726), ia berkata:"Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar dan ath-Thabrani dalam Mu'jam al-Ausath seperti ini, di dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama al-Mas'udi. Dia tsiqah, tetapi hafalannya bercampur/kacau."



3. Imam Ahmad meriwayatkan dari Asma binti Yazid bin Sakan,

Ia berkata: "Aku pernah mendengar Rosululloh saw mengenai dua ayat ini,
ۚ اللّٰـهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ

'Alloh, tidak ada Ilah(yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).' 

Dan ayat,
'Alif laam miim. Alloh, tidak ada ilah(yang berhak diibadahi) melainkan Dia yang Mahahidup kekal, lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya ' [Ali 'Imran ayat 1-2]:

"Sesungguhnya pada kedua ayat tersebut terdapat nama Alloh yang paling agung."
[HR Abu Dawud, Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Majah]


Imam at-Tirmidzi mengatak
an:"Hadist ini hasan shahih."



4. Imam Muslim meriwayatkan seperti Imam Ahmad (no.1) tanpa adanya tambahan, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat Kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Alloh) di sisi tiang 'Arsy".



5. An-Nasa-i meriwayatkan hadist dibawah ini dalam kitab al-Yauma wa lailah, dan Imam Bukhori (secara mu'allaq dengan ungkapan pasti) ;

"Rosululloh pernah memberikan tugas kepadaku untuk menjaga zakat bulan Ramadhan(zakat fithrah). Lalu ada seseorangorang yang mendatangiku, seraya meraup makanan(dengan kedua telapak tangannya), maka akupun segera menangkapnya seraya kukatakan:'Akan aku laporkan kamu kepada Rosululloh.' Orang itu berkata:'Biarkanlah aku mengambilnya, sesungguhnya aku membutuhkannya, dan aku mempunyai banyak keluarga dan aku punya keperluan yang sangat mendesak.'
Abu Hurairah melanjutkan ceritanya:'Kemudian akupun membiarkannya, hingga pada keesokkan harinya,' Rosululloh saw berkata:'Hai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?' Kujawab, lanjut Abu Hurairah:'Ya Rosululloh, ia mengadukan kebutuhannya yang sangat mendesak dan keluarganya yang banyak. Maka aku merasa kasihan kepadanya dan aku biarkan ia berlalu.' 
Beliau bersabda:'Sesungguhnya ia telah membohongimu dan akan kembali.' Aku tau bahwa orang itu akan kembali lagi berdasarkan sabda Rosululloh saw:'Bahwa ia akan kembali.' Kemudian aku pun mengintainya. Ternyata ia datang dan meraup makanan. Lalu aku menangkapnya kembali dan kukatakan:'Akan aku laporkan engkau kepada Rosululloh.' Maka orang itu pun berujar,'Biarkanlah aku mengambilnya, sesungguhnya aku benar-benar terdesak oleh kebutuhan dan tanggungan keluarga, aku tak akan kembali.' Maka aku kasihan dan aku biarkan ia berlalu. Dan pada keesokkan harinya,' Rosululloh saw berkata:'Hai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?' Kukatakan:'Ya Rosululloh, ia mengadukan kebutuhannya yang sangat mendesak dan keluarganya yang banyak. Maka aku merasa kasihan kepadanya dan aku biarkan ia berlalu.' Beliau bersabda:'Sesungguhnya ia telah membohongimu dan akan kembali.' Selanjutnya kuintai untuk ketiga kalinya, dan ternyata ia datang kembali, dan meraup makanan lagi. Lalu aku menangkapnya kembali dankukatakan:'Akan aku laporkan engkau kepada Rosululloh. Dan ini adalah yang ketiga kalinya dan engkau telah berjanji untuk tidak kembali, ternyata engkau masih kembali.
Kemudian orang itu berkilah:'Lepaskanlah aku, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, yang dengannya Alloh akan memberikan manfaat kepadamu.' 'Apakah kalimat-kalimat tersebut?'tanyaku. Maka ia menjawab:'Apabila engkau hendak beranjak tidur, maka bacalah ayat Kursi: 'Alloh, tidak ada Ilah(yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).' niscaya akan senantiasa ada perlindungan Alloh bagimu dan engkau tidak akan didatangi syaitan hingga pagi hari tiba.' Maka aku pun membebaskan orang itu. Dan pada saat pagi harinya, Rosululloh saw berkata kepadaku:'Apa yang dikerjakan oleh tawananmu tadi malam?',Kukatakan:'Ya Rosululloh saw, orang itu telah mengajariku beberapa kalimat, yang dengannya Alloh akan memberikan manfaat kepadaku. Maka aku pun membiarkan ia berlalu.' 
Beliau saw bertanya:'Apa kalimat-kalimat tersebut?' Orang itu berkata kepadaku:'Apabila engkau beranjak ke tempat tidur maka bacalah ayat Kursi: 'Alloh, tidak ada Ilah(yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).' niscaya akan senantiasa ada perlindungan Alloh bagimu dan engkau tidak akan didatangi syaitan hingga pagi hari tiba.' Maka Rosululloh saw bersabda:'Sesungguhnya  ia telah berkata benar, padahal ia seorang pendusta. Tahukah engkau, hai Abu Hurairah, siapakah yang engkau ajak bicara selama tiga malam tersebut?', 'Tidak', jawabku. Beliau bersabda:'Ia adalah syaitan'.

_____________________________________________________________________________


Ayat ini mencakup 10 (sepuluh) kalimat yang berdiri sendiri, yaitu firman-Nya:


للّٰـهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ



'Alloh, tidak ada Ilah(yang berhak untuk diibadahi) melainkan Dia.' Yang demikian itu memberitahukan,bahwasanya Allohlah yang Tunggal dalam uluhiyah-Nya bagi seluruh makhluk-Nya.

الْحَىُّ الْقَيُّومُ
'Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).' Artinya yang hidup kekal, dan tidak akan pernah mati selamanya, yang mengendalikan semua yang ada. Dengan demikian, semua yang ada di dunia ini sangat membutuhkan-Nya, sedang Dia sama sekali tidak membutuhkan mereka, tidak akan tegak semuanya itu tanpa adanya perintah-Nya. Seperti disebutkan dalam firman-Nya, berikut ini : 

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن تَقُومَ ٱلسَّمَآءُ وَٱلْأَرْضُ بِأَمْرِهِۦ 

'Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya.' [Ar-Ruum:25]


Dan firman-Nya:
ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ

"Tidak mengantuk dan tidak pula tidur." Artinya, Ia suci dari cacat (kekurangan), kelengahan, dan kelalaian dalam mengurusi makhluk-Nya. Bahkan sebaliknya, Dia senantiasa mengurus dan memperhatikan apa yang dikerjakan setiap individu. Dan Dia senantiasa menyaksikan segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya. Dan di antara kesempurnaan sifat-Nya adalah Dia tidak pernah dikalahkan(dikuasai) kantuk dan tidur. Firman-Nya :
لَا تَأْخُذُهُۥ

berarti Dia tidak dikalahkan(dikuasai) oleh kantuk. Oleh karena itu Dia juga berkata: "Dan tidak juga tidur." Karena tidur itu lebih kuat dari mengantuk.



Dan firman-Nya:
 ۗ لَّهُۥ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ

"Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi." Hal itu merupakan pemberitahuan bahwa semua makhluk ini adalah hamba-Nya, dan berada di dalam kerajaan-Nya, pemaksaan-Nya, dan juga kekuasaan-Nya.



Firman-Nya:                                                                         ۚ مَن ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۦ

"Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh tanpa izin-Nya." Ini merupakan bagian dari keagungan, keperkasaan, dan kebesaran Alloh SWT, yang mana tidak seorang pun dapat memberikan syafa'at kepada orang lain, kecuali dengan seizin-Nya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadist tentang syafa'at:
"Aku datang ke bawah 'Arsy, lalu aku tunduk bersujud. Maka Dia membiarkanku selama waktu yang Dia kehendaki. Kemudian dikatakan: 'Angkatlah kepalamu, katakanlah perkataanmu akan didengar, dan berilah syafa'at dan engkau akan mendapat syafa'at.' Nabi bersabda: 'Kemudian Alloh memberikan suatu batasan kepadaku, lalu aku memasukkan mereka ke dalam Surga.'" [HR. Bukhori dan lain-lainnya]



Dan firman Allah Ta'ala:                                                               ۖ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ       

"Alloh mengetahui apa-apa yang dihadapan merreka dan di belakang mereka." Yang demikian itu sebagai bukti yang menunjukkan bahwa ilmu_nya meliputi segala yang ada, baik yang lalu, kini, dan yang akan datang.



Selanjutnya penggalan ayat:                                          ۚ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ
"Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh melainkan apa yang dikehendaki-Nya." Artinya, tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui sedikit pun dari ilmu Alloh kecuali yang diajarkan dan diberitahukan oleh Alloh SWT kepada-Nya. Mungkin juga makna penggalan ayat tersebut adalah, manusia tidak akan dapat mengetahui ilmu Alloh sedikit pun, Dzat dan sifat-Nya melainkan apa yang telah Alloh perlihatkan kepadanya. Hal itu seperti firman-Nya: "Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." [Thaahaa :110]



Dan firman-Nya lebih lanjut:                                                       ۖ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ
"Kursi Alloh meliputi langit dan bumi." Ibnu Abi Hatim menceritakan, dari Ibnu 'Abbas mengenai firman-Nya:  ۖ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ "Kursi Alloh meliputi langit dan bumi," ia mengatakan:"Yaitu ilmu-Nya."

Pendapat yang sama juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari 'Abdullah bin Idris dan Hasyim, keduanya dari Mutharfif bin Tharif. Ibnu Abi Hatim, menceritakan, hal yang sama juga diriwayatkan, dari Sa'id bin Jubair.

Dalam tafsirnya,Waki' telah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, ia mengatakan:"Kursi adalah tempat pijakan dua kaki dan 'Arsy tidak ada seorangpun yang mampu memperkirakannya." Hal itu juga diriwayatkan al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, ia mengatakan:"(Riwayat tersebut) shahih sesuai syarat dari Syaikhani (Al-Bukhori dan Muslim) tetapi keduanya tidak meriwayatkannya."



Dan firman-Nya:                                                                                         وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا 
"Dan Alloh tidak merasa berat memelihara keduanya." Maksudnya dia tidak merasa keberatan dan kewalahan untuk memelihara langit, bumi, dan semua yang ada diatara keduanya. Bahkan bagi-Nya semua itu merupakan suatu hal yang mudah dan ringan. Dia mengawasi setiap individu atas apa yang ia kerjakan. Yang senantiasa memantau segala sesuatu, sehingga tidak ada sesuatu pun yang luput dan tersembunyi dari-Nya. Dia yang menundukkan dan menghisab (memperhitungkan) segala sesuatu. Dialah Ilah yang Mahamengawasi, Mahatinggi, dan Mahaagung, tidak ada ilah selain Dia.



Dengan demikian, firman-Nya:                                                                    وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ

"Dan Alloh Mahatinggi lagi Mahabesar," adalah sama seperti firman-Nya "Yang Mahabesar lagi Mahatinggi" [Ar-Ra'd:9]


Jalan terbaik dalam memahami ayat-ayat di atas berikut maknanya yang terkandung dalam beberapa hadist shahih adalah dengan metode yang digunakan para ulama Salafush Shalih; Mereka memahami80 makna ayat-ayat tersebut (sebagaimana arti bahasa yang digunakan dalam ayat-ayat atau hadist-hadist itu) tanpa takyif (menanyakan kaifiatnya/hakekatnya) dan tanpa tasybih (menyerupakan dengan makhluk).

80 Dalam naskah al-Azhar , arti memahami disini ialah tanpa menta'wilkannya dengan pandangan-pandangan manusia, tetapi kita hanya beriman kepada ayat-ayat itu dengan menyucikan Alloh SWT terhadap keserupaan-Nya dengan sesuatu pun dari makhluk-Nya.


_____________________________________________________________________________

Penerbit : Pustaka Imam asy-Syafi'i
Judul Asli : Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsiir
Pentahqiq/Peneliti : DR. 'Abdullah bin Muhammad bin 'Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh
Penerjemah : M.'Abdul Ghoffar E.M.


Comments