Ayatul Ahkam Belajar #4


         💫✨   ISTI'ADZAH   ✨💫
                       BAGIAN 3



D. MAKNA  الشَّيْطَان

Syaitan itu bermakna setiap yang durhaka atau yang membangkang dari bangsa jin, manusia atau hewan.

📖  Allah Ta’ala berfirman:

‎وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِ نْسِ وَا لْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan."
(QS. Al-An’am: 112).


📌  FAEDAH

Pengertian tentang Syaitan, Iblis dan Jin

Tentang syaitan sudah dijelaskan sebagaimana di atas. Adapun iblis, Allah Ta’ala berfirman tentangnya:

‎وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِۦٓ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۢ ۚ بِئْسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلًا

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim."
(QS. Al-Kahfi: 50).

Dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan bahwa iblis itu dari bangsa jin.

Adapun jin adalah makhluk yang Allah ﷻ ciptakan dari api.

📖  Allah  Ta’ala berfirman:

‎وَٱلْجَآنَّ خَلَقْنَٰهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."
(QS Al-Hijr: 27).


Disebut dengan jin karena mereka tersebut dan tidak terlihat oleh mata, Allah Ta’ala berfirman:

‎يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

"Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh syaitan sebagaimana halnya dia (syaitan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 27).


E. MAKNA  الرَّجِيْم

🔅 Ar-Rajim  الرَّجِيْم  bermakna marjum yang artinya Al-Mal’un yang terlaknat,
🔅 Al-Masytum  artinya yang tercela atau terkutuk.

F. MAKNA  “ونَفْثِه ،ونَفْخِه ،ههَمْزِ“

🔸 Makna  “ههَمْزِ”: sebagian perawi menafsirkan sebagaimana yang telah lalu dengan “المؤتة” dengan membaca dhammah huruf mim dan menfathahkan huruf ta’: ia adalah sejenis gila, kesurupan yang menimpa, jika ia tersadar seseorang (darinya), maka kembalilah kesempurnaan akalnya, seperti orang tidur atau mabuk.

🔸     Makna "نَفْخِه": perawi menafsirkannya dengan kibr (kesombongan).

An-Nafkh: “Merupakan kinayah dari kesombongan, seakan-akan syaitan meniupkan was-was kepadanya, sehingga menjadi besar dalam pandangannya dan merendahkan manusia”.

🔸 Makna  "ونَفْثِه”: ditafsirkan oleh perawi dengan syair, yang dimaksud adalah syair-syair yang tercela pastinya.

Syair ada 2, yaitu:

1.     Ada syair yang tercela
2.     Ada syair yang memiliki hikmah


Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

‎إِنَّ  مِنْ الشِّعْرِ حِكَمًا

“Sesungguhnya di antara syair ada hikmah”.
(Ashlu Shifati Shalatin Nabi, Syaikh al-Albaniy, I/270).


Berarti yang dimaksud  "ونَفْثِه” di sini adalah syairnya syaitan yang jelek.


🔖  Beberapa Faedah yang Terkait dengan Isti’adzah

Banyak sekali faedah dari isti’adzah, di antaranya:

1️⃣  Orang yang mengucapkan isti'adzah akan mendapatkan perlindungan Allah Ta’ala, dari gangguan dan godaan syaitan.

📖  Allah Ta’ala berfirman:

‎{فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100) }

“Apabila kamu membaca Al-Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah ﷻ dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”.
(QS. An-Nahl: 98-100).


Syaitan tidak mampu menguasai orang-orang yang beriman dan bertawakal, karena Allah ﷻ menjaga mereka dengan izin-Nya, Allah ﷻ menjelaskan ilat tentang perintah untuk beristi’adzah dengan apa yang Dia firmankan pada ayat ke-99 surat An-Nahl di atas, ini merupakan dalil bahwa iman kepada Allah ﷻ dan bertawakkal kepada-Nya dapat mencegah was-was syaitan.

2️⃣  Allah ﷻ perintahkan kepada kita agar beristi’adzah merupakan dalil tentang adanya syaitan-syaitan di antara manusia, dan mereka itu dapat melihat kita dari arah yang kita dapat melihat mereka.

📖  Allah Ta’ala berfirman:

‎يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

"Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh syaitan sebagaimana halnya dia (syaitan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 27).

3️⃣  Adanya permusuhan yang terus berlangsung dan terus menerus antara keburukan yang diusung oleh syaitan beserta kelompoknya, dengan kebaikan yang dibawa oleh orang-orang yang beriman.


📖  Allah Ta’ala berfirman:

‎إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.
(QS. Fathir: 6).

4️⃣  Isti'adzah itu bagian dari isti’anah (permintaan tolong) kepada Allah ﷻ, isti’adzah merupakan pengakuan kita bahwa Allah ﷻ itu Maha Mampu, dan kita adalah hamba-hamba-Nya yang lemah, hamba yang tidak dapat menghadapi musuhnya atau menolak bahaya dari musuh-musuhnya dan perlindungan dari Allah ﷻ.

5️⃣  Isti’adzah dapat menjauhkan seseorang dari syaitan, dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Kita harus selalu yakin bahwa Allah ﷻ itu Maha Penyayang dan Maha Pengasih yang jika seseorang meminta perlindungan kepada-Nya pasti Allah ﷻ lindungi, dan jika seseorang meminta ampunan kepada-Nya pasti Allah ﷻ akan mengampuni, Allah Ta’ala menerima taubat hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan hamba-hamba-Nya.

📖  Allah Ta’ala berfirman:

‎وَهُوَ ٱلَّذِى يَقْبَلُ ٱلتَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِۦ وَيَعْفُوا۟ عَنِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Asy-Syura: 25).


📖  Allah Ta’ala berfirman tentang apa yang dikatakan oleh iblis:

(‎قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (٨٢

(‎إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ (٨٣

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”.
(QS. Shaad: 82-83).


Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَالَ: وَعِزَّتِكَ يَا رَبِّ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي عِبَادَكَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ، فَقَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي.

Sesungguhnya syaitan berkata: "Demi kemuliaan-Mu yaa Rabb, aku akan terus senantiasa menyesatkan hamba-hamba-Mu selama roh mareka berada pada jasad mereka."


Beliau ﷺ bersabda: "Rabb berfirman: “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan terus senantiasa mengampuni mereka selama mereka meminta ampunan kepada-Ku."
(Silsilah shahihah, Albani: 104).

6️⃣  Orang yang membaca Al-Qur’an akan fokus dan bisa mengambil manfaat dari bacaan Al-Qur’an.

💬  Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullahu ta'ala berkata:

"Agar syaitan jauh dari hati seseorang ketika ia membaca Kitabullah, sehingga dengan hal tersebut dapat men-tadabburi Al-Qur’an dan memahami makna-maknanya serta bisa mengambil manfaat dengannya, karena di sana ada perbedaan antara (ketika) membaca Al-Qur’an dalam keadaan hatimu hadir dengan membacanya dalam keadaan hatimu lalai.
Apabila engkau membacanya dengan keadaan hatimu hadir, maka engkau dapat (memahami) makna-maknanya dan dapat mengambil manfaat dari Al-Qur’an, dan ini tidak engkau dapatkan ketika engkau membaca Al-Qur’an sedangkan hatimu lalai. Cobalah niscaya engkau akan mendapatkannya."
(Asy-Syahrul Mumti’: III/53).



Comments