Ayatul Ahkam - Fawaid

 I. ORANG BERIMAN ADALAH ORANG YANG TEGAR 


Orang yang beriman adalah orang yang tegar, mereka bahagia dengan iman mereka, merekalah orang yang bisa tersenyum dalam tangisnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman menjelaskan kondisi orang-orang yang beriman,

فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُوْرٍ لَّهٗ بَا بٌ ۗ بَا طِنُهٗ فِيْهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهٗ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَا بُ ۗ 

"Lalu dipasanglah dinding di antara mereka (yang memisahkan orang kafir dan orang beriman) yang berpintu, di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada adzab".
📚 (QS Al-Hadid: 13).

Demikian kondisi kejiwaan orang-orang beriman yang senantiasa lapang, gembira dan bahagia.


✍🏻  Ustadz Abu Abd Rahman bin Muhammad Suud Al Atsary  حفظه الله تعالى.

Sumber :
🌎  https://sabilulkhayr.com
 

__________________________________________________

 

II. TIDAK MENGAPA GAMBAR YANG DIHAPUS WAJAHNYA


🎙️ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah


إذا طمس الوجه من الصورة فقد حصل المقصود؛ لأن الصورة حقيقة لا تكون إلا في الوجه؛ والوجه هو الرأس، فإذا طمسه فلا حرج.


Jika dihapus wajah dari gambar bernyawa maka sudah diraih apa yang dimaksud. Karena gambar itu hakekatnya tidak terjadi kecuali pada wajah. Dan wajah itu adalah termasuk kepala. Maka jika sudah dihapus wajahnya, maka tidak mengapa."

📚 Silsilah Liqaa' Al-Baab Al-Maftuh 5

___________________________________________________

 

III.  SEGERALAH BERAMAL SHOLIH


🎙️ Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا


“ Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap.
Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia”


📚(HR. Muslim no. 118)

___________________________________________________

IV. 


Mu'alla bin Al-Fadhl berkata, Dulunya (para salaf) berdo'a kepada Allah Ta'ala (selama) enam bulan agar Allah ﷻ mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdo'a kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shalih) yang mereka kerjakan".

📗
(Dinukil dari Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Kitab "Latha-iful Ma'aarif, Hal. 174).

 ___________________________________________________

 

V.  TETAPLAH MENYERU KEPADA KEBAIKAN

👤 Ibnu Daqiqil Ied rahimahullah berkata, Bahwa para Ulama menuturkan :


لَا يُشْتَرَطُ فِي الْآمِرِ بِالْمَعْرُوفِ وَ النَّاهِي عَنْ الْمُنْكَرِ أَنْ يَكُونَ كَامِلَ الْحَالِ مُمْتَثِلًا مَا يَأْمُرُ بِهِ مُجْتَنِبًا مَا يُنْهَى عَنْهُ. بَلْ عَلَيْهِ الْأَمْرُ وَ إِنْ كَانَ مُرْتَكِبًا خِلَافَ ذَالِكٍ


"Tidaklah disyaratkan bagi orang yang mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar itu harus sempurna kebaikannya, dan harus orang yang senantiasa melaksanakan perintah agama dan meninggalkan larangannya. Bahkan tetap wajib baginya amar ma'ruf nahi munkar meskipun perbuatannya sendiri menyelisihinya.


لِأَنَّهُ يَجِبُ عَلَيْهِ شَيْئَانِ، أَنْ يَأْمُرَ نَفْسَهُ وَ يَنْهَاهَا، وَ يَأْمُرَ غَيْرَهُ وَ يَنْهَاهُ".


Karena ada dua kewajiban yang harus dia tunaikan
1. Memerintahkan diri sendiri dan mencegahnya.
2. Memerintahkan orang lain dan mencegahnya."


📚 Ibnu Daqiqil Ied, Syarh al-Arbain an-Nawawiyyah, hadits ke-34 


_____________________________________________________

 

VI.  6 KONDISI SEORANG MUSLIM YANG BERBUAT DOSA


1. Bertaubat kepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya dan menghapus dosanya. Bisa jadi Allah akan mengganti kesalahannya dengan kebaikan.

2. Mendapat hukuman had atau hukum ta’zir di dunia, sehingga dosanya pun dihapuskan dengannya.

3. Mendapat balasan di dunia dari Allah, yang bisa jadi dosa dan kesalahannya dihapuskan.

4. Dimintakan ampun oleh orang lain atau ada orang yang bersedekah atas namanya, maka dosanya pun dihapus oleh Allah dengan sebab ini.

5. Dia melakukan amal kebaikan dan dosa yang ia lakukan bukan dosa besar, maka dosa-dosa itu dihapuskan karena amal kebaikan yang ia lakukan.

6. Dia tidak memiliki sebab-sebab yang dapat menghapus dosanya, padahal dosa tersebut mengharuskan ia masuk ke dalam neraka dan ia belum bertaubat kepada Allah hingga ia meninggal dunia, maka:
• Apabila Allah menghendaki maka ia diampuni
• Apabila Allah menghendaki ia akan dihukum di neraka terlebih dahulu baru kemudian ia dimasukkan ke dalam surga


📚 Diringkas dari Syarah Ushul Sunnah karya Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-Syitsri hal. 84-85

____________________________________________________


VII. IBADAH TANPA HENTI BAGI ORANG YANG BERPUASA


👤 Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata :


الصائم في ليله ونهاره في عبادة، ويُستجابُ دعاؤه في صيامه وعند فطره. فهو في نهاره صائم صابر، وفي ليله طاعمٌ شاكر.


"Orang yang berpuasa berada dalam ibadah malam dan siangnya. Doanya dikabulkan di saat sedang puasa dan ketika berbuka. Maka dia ketika siangnya adalah orang yang sabar dengan puasanya dan pada malam harinya ia bersyukur dengan makannya."


📚 Lathoif Al Ma'arif 294.

________________________________________________________



VIII.  JIKA ENGKAU TERHALANG DARI SHALAT MALAM DAN PUASA


👤 Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :


إذا لم تقدر على قيام الليل، وصيام النهار ، فاعلم أنك محروم مكبل، كبلتك خطيئتك


"Apabila engkau tidak mampu untuk qiyamul lail dan shiyam (puasa) pada siang hari, maka ketahuilah bahwasannya engkau telah dihalangi oleh perbuatan dosa yang membelenggumu."
📚 Siyar A’lam An-Nubala',  8/435

________________________________________________________

 

 

IX.

Di antara aktivitas Ramadhan adalah segera berbuka kemudian shalat Maghrib setelah itu menyantap 'asya (makan malam).

Tetapi makan 'asya kita hendaknya bukan hanya untuk sekadar makan minum semata, agar bernilai pahala dan menjadi ibadah hendaknya kita memperhatikan empat niat berikut ini:

1️⃣  Berniat mengamalkan perintah Allah Ta'ala, karena Allah ﷻ telah memerintahkan kita untuk makan dan minum, sebagaimana dalam firman-Nya:

و كلوا و اشربوا و لا تسرفوا

"Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan".
📚 (QS Al-A'raf: 31).


2️⃣  Berniat untuk menjaga badan, karena badan merupakan amanat dari Allah Ta'ala, Allah Ta'ala berfirman:

و لا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة

"Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan".
📚  (QS Al-Baqarah: 195).


3️⃣  Berniat untuk menikmati nikmat-nikmat Allah ﷻ. Menikmati nikmat-nikmat Allah ﷻ merupakan bagian dari bentuk qurbah, karena hal tersebut menunjukkan bahwasanya engkau menerima nikmat dan karunia Allah ﷻ serta engkau mengakui karunia Allah ﷻ.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إن الله يحب أن تؤتي رخصه

"Sungguh Allah ﷻ  cinta keringanan-keringanan-Nya dikerjakan".
📗 (HR Ahmad).


4️⃣  Berniat agar kuat untuk menjalankan ketaatan, oleh karena ini Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

تسحروا فإن في السحور بركة

"Sahurlah karena dalam sahur ada keberkahan".
📗  (HR. Bukhari dan Muslim).


"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita sahur agar kuat dalam berpuasa, maka engkau berniat dalam makan dan minummu supaya kuat dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Ta'ala".

📗  (Lihat Al-Liqa'at Ar-Ramadhaniyyah, hal : 20-21).


✍  Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc. حفظه الله تعالى.

🖇️  http://sosmed.sabilulkhayr.com

______________________________________________________



X. PENYEBAB UTAMA ORANG TIDAK MENGENAL SUNNAH


👤 Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:


«الذي يمنعُ الإنسانَ من اتّباع الرسول ﷺ شيئان: إما الجهلُ وإِما فسادُ القصد»


"Yang menghalangi seseorang dari sikap mengikuti petunjuk Rasul shallallahu alaihi wasallam ada dua hal, bisa jadi kebodohan, atau bisa jadi tujuan yang rusak."

____

📚 Majmu'ul Fatawa, jilid 15 hlm. 93

Comments