BISA - Tematik

 
بسم الله الرحمن الرحيم

I. Definisi Ilmu dan Tingkatan Ilmu

🔹Definisi

Ilmu adalah mengetahui tentang sesuatu sesuai hakikatnya dengan pengetahuan yang pasti.

🔹Tingkatan Ilmu

1⃣ Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya dengan pengetahuan yang pasti.
2⃣ Jahlul basith yaitu tidak memiliki pengetahuan mengenai sesuatu sama sekali.
3⃣ Jahlul murakkab yaitu mengetahui sesuatu yang menyelisihi hakikatnya.
4⃣ Al wahm yaitu mengetahui sesuatu dengan kemungkinan kuat mengenai kebalikannya (yakni kemungkinan salah lebih besar).
5⃣ Asy syak yaitu pengetahuan mengenai sesuatu dengan kemungkinan yang sama mengenai kebalikannya (antara kebenaran dan kesalahan sama2.
6⃣ Adz-dzan yaitu pengetahuan tentang sesuatu dengan kemungkinan lemah mengenai kebalikannya (yakni kemungkinan benar lebih besar).

Perbedaan Jahlul Basith dan Jahlul Murakkab

🔹Pelaku jahlul basith mengetahui dan menyadari kebodohannya dan tidak menyangka dirinya bahwa ia seorang yang alim.
🔹Pelaku jahlul murakkab dengan kebodohannya ia menyangka bahwa ia seorang alim. Maka kebodohannya bertumpuk, kebodohan di atas kebodohan. Ia bodoh terhadap hakekat sesuatu dan ia bodoh (tidak tau) bahwa dirinya bodoh. Allahul musta'an.


🌷Maraji' (Referensi):
1. Syarh Al ushulutstsalaatsah karangan muhammad bin shalih
2. fatwa.Islamweb.net
 

 

 

__________________________________________________________

 


II. Empat Kewajiban Muslim dan Muslimah

Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, bahwa wajib bagi kita untuk mengetahui empat masalah yaitu:
1⃣. Ilmu, yaitu ilmu tentang ma'rifatullah (mengenal Allah) , ma'rifatunnabiyyihi (mengenal nabi-Nya), dan ma'rifatu diini (mengenal agama Islam) ini berdasarkan dalil2.
(Inilah ilmu yang paling utama yang wajib kita tuntut sebelum yang lainnya).
2⃣. Mengamalkan ilmu tersebut, yaitu mengamalkan konsekwensi dari ma'rifah ini, berupa iman kepada Allah, mengerjakan ketaatan kepada Allah yaitu dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, baik berupa ibadah2 khusus seperti shalat, puasa dan haji, maupun muta'addiyah, seperti amar ma'ruf nahi mungkar dan jihad fi sabilillah.
Amal adalah buah dari ilmu, barang siapa beramal tanpa ilmu berarti dia telah serupa dengan kaum Nasrani, dan barang siapa memiliki ilmu tapi tidak mengamalkan maka ia serupa dengan kaum Yahudi.
3⃣. Dakwah, yaitu mendakwahkan ilmu yang datang dari Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam dari syariat Allah ini dengan tiga atau empat tingkatan sebagaimana dalam firman Allah Annahl 125.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَن َ

"Serulah ke jalan Allah dengan hikmah, mau'idhoh hasanah dan bantahlah mereka dengan cara yang baik"

Adapun seorang dai hendaklah ia:
➡ Alim terhadap hukum2 syari
➡ Paham terhadap cara berdakwah, dan
➡ Mengetahui kondisi mad'u (orang yang didakwahi).

Adapun sarana dakwah seperti:
➡ khutbah, muhadhoroh, makalah2,halaqah ilmu, menyusun dan menyebarkan ilmu dengan mengarang kitab, dll.

Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib Radhiallahu'anhu,

فَوَ اللّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

"Demi Allah, sekiranya jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan (perantara)mu, itu lebih baik bagimu daripada seekor unta merah" Muttafaqun 'alaihi.
4⃣. Sabar yaitu bersabar ketika mencari ilmu, bersabar dalam mengamalkannya serta  bersabar saat berdakwah dan banyak gangguan di dalamnya .
Dan penjelasan tentang keempat kewajiban muslim dan muslimah secara panjang lebar bukan disini tempatnya. Semoga Allah senantiasa memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan amal shalih serta berkesempatan untuk andil dalam dakwah terhadap agama ini, serta senantiasa dikaruniai kesabaran di dalamnya. Wallahu waliyuttaufiq. 

 

______________________________________________

 

 
III. Ma'rifatullah (Mengenal Allah Ta'aala)

Ikhwaanii/ikhwaatii fillah a'azzaniyallah wa iyyaakum pernahkah terbetik dalam hati kita, sebuah pertanyaan: Sudahkahkah kita mengenal Allah? Rabb kita, sesembahan kita? Apakah hakekat mengenal Allah? Sudah benarkah pengenalan kita terhadap Allah...? Lalu bagaimana cara kita mengenal Allah ta'ala?

Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al Utsaimin, salah seorang ulama kibar menjelaskan kepada kita bahwa : " Ma'rifatullah adalah mengenal Allah 'azza wa jalla dengan hati kita dengan pengenalan yang mengharuskan kita menerima apa saja yang Allah syareatkan untuk kita, tunduk, patuh, dan berhukum dengan syareatNya yang dengannya telah datang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

Dengan kata lain jika ma'rifah kita kepada Allah belum menyampaikan kita pada penerimaan seluruh syareat Allah, belum membuat kita tunduk patuh pada seluruh syareat Allah dan berhukum dengan syareatNya, maka kita belum mengenal Allah secara hakiki.

Mengenal Allah ta'ala meliputi pengenalan :
1. Bahwa Allah wujud, barang siapa yang meyakini bahwa Allah tidak ada maka ia adalah seorang atheis.
2. Rububiyyah Allah
3. Uluhiyyah Allah
4. Asma dan sifat Allah.
Semua permasalahan ini akan dibahas secara lebih luas pada tempatnya insyaallah ta'ala.

Bagaimana kita mengenal Allah?
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab menjelaskan:"Kita dapat mengenal Allah dengan ayat²Nya dan makhlukNya, diantara  ayat²Nya adalah malam, siang, matahari, bulan. Dan di antara makhluk2Nya adalah langit yang 7 dan bumi yang 7 serta yang ada di antara keduanya."
Selanjutnya Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa ini semua merupakan ayat² Allah yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan, kebijaksanaan dan, kasih  sayangNya. Matahari adalah salah satu ayat² Allah 'azza wa jalla karena ia berjalan dengan tertib dan indah sejak diciptakan oleh Allah 'Azza wa Jalla sampai kelah Allah mengizinkan kehancuran alam. Matahari senantiasa beredar dalam peredarannya sebagaimana firman Allah ta'ala:
"Dan matahari beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui" (QS. Yasin 38).
Matahari merupakan salah satu dari ayat Allah, dilihat dari segi ukuranya dan pengaruhnya, ia memberi banyak manfaat untuk badan, tumbuhan, sungai, laut dan sebagainya. Jika kita memperhatikan matahari, kita akan mengetahui kebesaran ayat Allah ini, betapa jauh jarak antara kita dan matahari, tetapi kita bisa mendapatkan panasnya yang menyengat. Kemudian, perhatikan pula cahaya yang di hasilkannya, yang bisa membantu memberikan kekayaan yang banyak kepada manusia. Di siang hari, manusia tidak membutuhkan penerangan apapun. Dia memberikan kemaslahatan yang besar kepada manusia, membantu memberikan kekayaan kepada mereka. Ini semua termasuk sebagian dari ayat ayat Allah, di mana hanya sedikit yang kita ketahui.
   
Bulan juga merupakan salah satu dari ayat ayat Allah 'azza wa jalla. Pada setiap malam Allah menempatkanya pada posisi posisi tertentu.
"Dan kami telah tetapkan bagi bulan manzilah manzilah, posisi posisi sehingga (setelah dia sampai ke posisi terakhir) kembali sebagai bentuk tandan yang tua." (QS. Yasin:39).
Ia muncul kecil, kemudian membesar sedikit demi sedikit hingga bulat sempurna, kemudian kembali berkurang. Ia seperti manusia yang diciptakan dalam keadaan lemah, kemudian berkembang menjadi kuat secara berangsur-angsur, dan akhirnya melemah kembali. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.

Demikianlah dijadikan mereka sebagai tanda² kebesaran Allah, agar mereka mengenal siapa penciptanya. Di sana terdapat pelajaran bagi orang² yang berakal.

Wallahu a'lamu bish shawab.

____________________________________________________________


IV. Mengenal Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam

Ikhwaani fiddin a'azzaniyallah wa iyyakum jamii'an, sebagai seorang muslim/ah hendaklah kita berusaha mengenal dengan baik uswah teladan kita, nabiyullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam . Baik itu yang berkenaan dengan nasab beliau, keluarga, ummahaatul mu'minin, putra putri beliau, perjuangan, peperangan dan seluruh aspek pribadi beliau seperti sisi akhlaq, dakwah dan lain sebagainya.
Adapun mengenal nabi Shallallahu 'alaihi wassalam disebutkan oleh para ulama adalah:
"Mengenal rasulNya Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam dengan pengenalan yang mengharuskan kita untuk:

📝 Menerima seluruh apa yang datang kepada beliau dari petunjuk dan agama yang haq.
📝 Membenarkan apa yang beliau kabarkan.
📝 Mengerjakan perintah beliau.
📝 Menjauhi perkara² yang beliau larang.
📝 Berhukum dengan syareat Allah dan ridho dengan hukumNya.

Oleh karenanya jika kita belum bisa melaksanakan perkara² diatas, sepantasnya kita bertanya pada diri kita sendiri, sudahkah kita mengenal nabi kita Shallallahu 'alaihi wassalam dengan sebenarnya?

🔉 Allah berfirman dalam:

📖 1. (An-Nisa':65)
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Demi rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (an-nisa':65)

📖 2. (An-Nur:51)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون
Sesugguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila nereka dipanggil kepada Allah dan rosulnya agar rosul berhukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, 'kami mendengar dan kami patuh', dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

📖 3. (An-Nisa':59)
 ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
"...Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-qur'an) dan rosul (As-sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu)  dan lebih baik akibatnya."

📖 4. (An-Nur:63)
 ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
"...Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih."

Dan pembahasan tentang ma'rifatunnabii adalah lautan ilmu yang sangat luas dan dalam.
Oleh karenanya sudah selayaknya bagi kaum muslimin untuk memperhatikan sudah sejauh mana pengenalannya pada uswatun hasanah, rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam .
Wallahu a'lamu bishowab.

Maroji  : Syarh Al Ushulultstsalatsah.



Comments