Ilmu Tajwid #7

Menyempurnakan harakat ketika membaca Al Qur-an sangatlah penting, karena dengan cara menyempurnakannyalah huruf-huruf yang dibaca menjadi jelas pelafalannya.

Huruf-huruf hijaiyah tidak terlepas dari 3 keadaan ketika huruf tersebut berharakat, yaitu fathah, dhamman dan kasrah.

 

Pada hakikatnya fathah adalah alif koshirah (pendek), adapun dhammah adalah wawu koshirah dan kasrah adalah yaa koshirah.

 _______________________

Oleh karena itu ketika seseorang melafalkan huruf-huruf yang berharakat fathah maka keadaannya seperti melafalkan huruf alif,

contoh: كَتَبَ   

Wajib bagi seorang qari’ (pembaca) untuk membuka mulutnya dan menjauhkan kedua rahang mulutnya ketika melafalkan huruf-huruf yang berharakat fathah tersebut disebut fathah karena terbukanya mulut ketika mengucapkannya, adapun kalau dibacanya dengan cara tidak membuka mulut, seakan-akan mulutnya tertutup. Maka wajib membukanya sehingga jelaslah harakat tersebut diucapkan.

________________________ 

Demikian juga harakat dhammah.

Dhammah adalah wawu koshirah, seorang qari wajib menyatukan kedua bibirnya saat membaca huruf-huruf berharakat dhammah seperti bentuk melafalkan wawu.

Dan Wawu Arabiyah adalah (أُو) bukan (أُو) ,   

bukan يَتَسَآءَلُونَ tapi يَتَسَآءَلُونَ 

bukan أَعُوذُ  tapi  أَعُوذُ  

Bagaimana kita mengetahui dhammah yang shahih dengan dhammah yang tidak shahih? Jawabannya mudah, Silahkan panjangkan suara dhammah tersebut!

Apabila suara dhammah tersebut melahirkan wawu arabiyah yang shahihah maka suara dhammah yang kita keluarkan shahih.

Namun apabila melahirkan huruf (ooo) maka itu bukan dhammah yang shahih, karena (o) bukan huruf arabiyah. Seperti contoh tadi يَتَسَآءَلُونَ  .

Ketika dipanjangkan dommah tersebut, dia akan bermuara pada sesuatu yang tidak jelas jika dibaca (ooo).

 ___________________

Kemudian harakat kasrah,

Harakat kasrah diibaratkan sebagai yaa koshirah, maka wajib bagi seorang qari merendahkan rahang mulut bagian bawah dan mengangkat bagian tengah lidah saat membaca huruf-huruf berharakat kasrah,

seperti bentuk melafalkan ya, contoh بِهِمْ ، عَلَيْهِمْ   

 Namun jikalau kita lafalkan  بِهِمْ   maka itu bukan kasrah shahihah,

Seandainya kita panjangkan suara kasrah yang tidak shahih tersebut, maka, apakah dia bermuara pada huruf ya atau huruf yang lain ?

Bukan, itu bukan suara ya, tapi suara vocal yang lain,

Namun apabila kita ucapkan  بِهِمْ (mencontohkan suara kasrah yang benar) inilah kasrah yang benar.

 

Demikianlah caranya kita menguji suara harakat yang benar dan suara harakat yang salah.    

 

Berikut contoh-contoh melafalkan beberapa kalimat berharakat yang shahihah

كَتَبَ اللهُ ، لَكُمْ  ، تُبْـتُمْ  ، عَلَيـْهِمْ  ، بِهْ  ، الْمُسْتَقِيم

Comments